Komunitas_Ngaji

Jumat, 03 Mei 2024

Moderasi Beragama

 


Bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam suku, budaya, serta agama. Jika kita melihat dari latar belakang yang beranekaragam tersebut sangat ideal jika semboyan negara Indonesia yang terdapat pada garuda Pancasila yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Adanya semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu jua ini tidak lepas dari tantangannya. Tantangan ini berupa paham-paham yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan konflik. Bibit paham-paham itu dapat muncul dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta sekolah dan perguruan tinggi. Dalam hal tersebut diperlukan adanya sikap jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah dalam kalangan Masyarakat.

Bangsa kita adalah bangsa yang memiliki kompleksitas keragaman mulai dari budaya, etnis, bahasa, agama, ras, suku, sosial. Keragaman ini dapat menjadi kekuatan integrasi (pemersatu) namun juga dapat menjadi pemecahbelah bangsa, tinggal bagaimana memenejnya. Namun jika kita melihat Sejarah bangsa ini justru dengan keragaman ini kita mempinyai kekuatan besar sebagai bangsa yang unggul dan bermartabat.

Sebagai bangsa yang besar tentunya menjadi sorotan oleh bangsa-bangsa lain dalam berbagai hal. Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, bagaimana bangsa ini di uji dengan adu domba isu agama dalam politik. Pemelintiran bahasa di ruang publik namun kita sebagai bangsa yang besar dan berpengalaman dapat melalui ujian-ujian itu dengan baik. Tentu hal ini dapat kita lalui karena bangsa kita berdiri atas dasar menghargai dan juga didirikan atas keragaman itu sendiri. Tentu hal ini juga ada pihak-pihak yang menginginkan bangsa ini terpecah belah dengan berbagai isu, terutama isu agama, karena dengan isu agama orang akan mudah terprovokasi.

Yang tak kalah penting hari ini adalah media sosial. Karena media sosial mempunyai peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini. Betapa kita melihat generasi saat ini waktunya lebih banyak di habiskan dengan gadget. Tentu hal ini harus di waspadai oleh para orang tua untuk mengawasi atau membatasi anak-anaknya dalam memanfaatkan gadget.

Moderasi adalah jalan Tengah. Moderasi beragama sebagai jalan beragama dengan berada di jalan tengah adalah salah satu solusi yang bisa diterapkan guna menghentikan sikap-sikap radikal (ekstrimisme). Pengenalan dan penanaman (internalisasi) moderasi dalam beragama bisa dilakukan sejak dini terutama dalam dunia pendidikan melalui sekolah/madrasah. Kita sering menjumpai seorang moderator dalam jalannya sebuah diskusi. Moderator adalah orang yang menengahi jalannya diskusi, tidak berpihak kepada pendapat manapun, bersikap adil, dan tidak memihak pula pada siapapun.

Sedangkan agama bermakna prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan syari’at tertentu. Beragama dapat pula diartikan sebagai pedoman yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatab kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhububungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.

Moderasi beragama adalah cara beragama dengan berada di jalan tengah sesuai dengan pengertian moderasi beragama tadi. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak berlaku ekstrem dan berlebihan dalam menjalani agamanya. Orang-orang moderat adalah sebutan bagi para penganut moderasi beragama ini. Penguatan/internalisasi moderasi beragama dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan dalam dunia pendidikan sangat penting untuk dilakukan. Moderasi beragama menghalau sikap ekstrem/radikal dalam beragama yang justru keluar dari esensi ajaran agama itu sendiri. Perilaku ekstrem atas nama agama juga kerap melahirkan konflik sosial, rasa benci, intoleransi.

Implementasi moderasi beragama ini sangat penting, terlebih dalam dunia pendidikan mengingat radikalisme dan intoleransi masih banyak dijumpai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Baik dari kalangan pendidik maupun siswa. Penerapan moderasi beragama oleh para pendidik dapat diterapkan melalui proses penanaman nilai dan karakter yang toleran dan penyinggungan soal keberagaman dalam mengajar. Pemilihan materi ajar yang memuat nilai moderasi beragama, tokoh ajar yang juga berperilaku moderat dapat diupayakan oleh para pendidik sebagai wujud penerapan pengenalan dan pengajaran moderasi beragama dalam proses pembelajaran oleh para pendidik.

Moderasi beragama secara subtantif sebenarnya bukan hal baru bagi bangsa Indonesia. Karena masyarakat Indonesia memiliki modal sosial dan kultural yang cukup kuat dan mengakar. Kita terbiasa bertenggang rasa, toleran, menghormati persaudaraan, dan menghargai keragaman bahkan ini menjadi watak dasar kita. Dengan kata lain, nilai-nilai fundamental seperti itulah yang menjadi pondasi dan filosofi masyarakat kita dalam menjalani moderasi beragama. Nilai-nilai itu semua ada pada setiap agama, karena setiap agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang sama.

Kita semua harus memahami bahwa moderasi sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan (menghargai) satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan diantara diantara mereka. Cukup jelas bahwa moderasi beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan terus memupuk sikap tenggang rasa. Sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling memahami dan ikut merasakan, serta menghargai satu sama lain yang berbeda dengan kita.

Oleh : Wahyudi, M.Pd.I

Guru SMPN 3 Banjar Agung

Tidak ada komentar: